Jumat, 31 Oktober 2014

Hai.

Sapaku ke temanku. Kita baru saja bertemu setelah 2 hari terpisah. Terasa begitu sebentar. Temanku namanya Yezral. Dia suka makan serbet. Sambel Goreng Serbet pake ati ampela adalah andalannya. Lord.

Kali ini kami memutuskan untuk bertemu di salah satu restoran yang berlokasi di bibir jurang tebing curam, Islamabad. Seperti biasa, dia terlihat riang. Selalu tersenyum. Senyumnya lebar selebar Pasifik, seakan aku bisa tertelan olehnya. Selain hobi ngemil serbet, dia sangat suka karakter Inspektur Lestrade, pada Novel Sherlock Holmes.

Setelah saling berbalas senyum dan sapa, kami lekas duduk. Diam selama beberapa detik, sebelum dia mulai menceritakan pengalamnnya selama 2 hari terakhir. Dia bilang, di hari terakhir sebelum pertemuan ini, dia sudah tidak mengunyah serbet. Serbet kesayangannya yang berukuran 5,6 x 7,7 m2 sudah habis.  Dia bilang, dalam perjalanan ke restoran ini tadi, dia melihat toko serbet yang gokil.

Dia mengibaratkan Serbet Kecil seperti kue-kue lebaran. Kadang dia memakannya dengan parutan keju dan susu blender. Dia ingin mampir ke toko tersebut, namun apa daya sudah tutup. Menurut catatan di pintunya, pemilik mau keluar negeri untuk waktu yang lama.

Jadi temanku memutuskan untuk terus saja berjalan ke Restoran ini. Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki pelayan Restoran. Semerbak harum bau udang rebon dan ebi mulai menggoda lubang hidungku. Aku alergi udang, tapi tidak jika sudah memakannya. Aku hanya alergi jika tidak memakan udang yang sudah dimasak dan disajikan setengah matang dengan saus mayones bertabur lada hitam dan kuah kari. Aku tidak sabar untuk menikmatinya. Senyum kemenangan seakan dapat buntut dan tiga angka yang menyeringai dari wajah temanku pun tak tertahankan. Hidangan diletakkan di meja.

Perasaan ini seperti akan membuka cadar mempelai wanita untuk kukecup keningnya. Tanpa sadar, tanganku yang berkulit sawo matang ini pun merayap ke penutup hidangan yang sudah tersaji anggun di meja. Perlahan kubuka makananku. Begitupun temanku. Dan......

Betapa terkejutnya. Ketika aku mendapati hidanganku berupa Oseng-oseng serbet dengan taburan ebi diatasnya.  Satu hidangan lainnya adalah Serbet Balado Lada Hitam dengan sedikit saus tiram. Aku terduduk. Lesu. Lapar. Dengan malasnya kutengok pelayan tadi. Kulitnya, wajahnya, matanya, mulutnya, payudaranya, bahkan perutnya terbuat dari Serbet.

Tamat. :(

Powered by: @sedangkan