Minggu, 13 Agustus 2017



Dulu
tak melulu masa lalu
pernah suatu waktu
itu hanya cerita palsu

Sama saja sekarang
hampir semua dikarang
seperti sampah yang dibuang
sembarang

Tapi tetap saja
semua menyebar cepat
seperti sebuah rasa
yang tersirat
dari air muka
yang mendadak pucat
meski sesaat

Sekarang
lewat paket data
semua bisa wisata
meski hanya gambar
dan beberapa bungkus kata

Dan
perkara hari libur
jarang lagi bisa menghibur
karena penuh retweet berita ngawur

Masih beberapa ratus detik sebelum Subuh
masih jauh

Masih cukup waktu bagimu
untuk sedikit menambah atau mengurangi
cerita masa lalumu.





Powered by: @sedangkan

Minggu, 24 Januari 2016




Konon dalam dunia perbajaklautan, banyak yang selalu memperdebatkan mana yang paling dingin antara Kutub Utara dan Kutub Selatan. 

Aku sendiri juga bingung.

Tapi menurut rumor, di Kutub Utara ada penjual Apartment. Penjual Apartment yang nekat. Bahkan menjualnya dengan sangat mahal.

Banyak Eskimo berdemo.

Karena selain harga Apartment yang mahal, lahan parkir di sekitarnya juga dimahalkan. Tapi, setelah melihat brosurnya, aku sadar, pantas saja Apartmentnya mahal. Dalam setiap pembelian satu unit Apartmentnya, sudah beserta paket satu Istri dan selingkuhan, bagi pembeli yang sudah menikah.

Begitupun sebaliknya, untuk pembeli perempuan.

Untuk yang belum menikah, penjual memberikan bonus yang sangat menggiurkan. Yaitu berupa peralatan masturbasi dan beberapa kondom bekas.

Pantas saja Apartmentnya laris.

Selain itu, Penjual atau Pengembang Apartment tersebut menyediakan Wifi. Dengan kecepatan 2,7 Gbps. Yang memungkinkan untuk download game HD sepuasnya.

Selain penduduk setempat, Apartment tersebut juga dihuni beberapa tokoh dari dunia One Piece. Diantaranya Mantan Admiral Angkatan Laut, Aokiji. Pengguna buah iblis Hie Hie no Mi. Dan juga Monet, salah satu tangan kanan keluarga Donquixote. Pengguna buah iblis Yuki Yuki no Mi.

Tak seperti kebanyakan pengembang properti. Penjual Apartment ini menjual Apartmentnya dengan cara terpisah setiap unitnya. Masing-masing salesnya membawa 2 unit  untuk dijajakan kepada para penghuni Kutub Utara. Semua sales membawa unit Apartmentnya tersebut dengan ditarik gerobak. Gerobak besar. Penjual sendiri tak perlu khawatir. Karena tubuh para salesnya seperti Oz.

Mayoritas penduduk disana tidak menyukai Star Wars maupun Ipman.








Powered by: @sedangkan

Rabu, 05 Agustus 2015


Memanah jauh, sedikit demi sedikit meninggi
"I need a rest, Sir", rengek tali busur
Izinpun diberikan
"Oke. Sebagai gantinya, kamu mundur lebih jauh.", perintah Hawkeye
"Sorry, Sir. But for what!?," protes tali busur
"Jika kamu ingin terbang lebih jauh dan tinggi, maka wajar kamu mundur lebih jauh!", timpal Hawkeye.
Tamat.




Powered by: @sedangkan

Minggu, 08 Februari 2015

Setiap manusia yang bernyawa, pasti masih punya nyawa. Setiap manusia yang sedang menikmati hidup, pasti masih hidup. Kata-kata yang gue anggap mutiara ini udah gue pikirin sejak 2 hari yang lalu. Entah apa artinya tapi keren sekali..
Terinspirasi dari silaunya kepala bapak-bapak tanpa sehelai rambut yang lebih mirip batu bacan setelah digosok, gue seketika seperti disadarkan untuk mulai menulis blog yang jarang dikomen orang; yang udah lama gue tinggalin ini.

Diantara kalian --- kecuali kamu yang selalu gagal move on dari mantan, karena mau ngapain aja pasti selalu terbayang-bayang, bikin hidup gak bisa seru-seruan karena selalu merasa kesepian kayak di hutan --- pastilah punya sebuah harapan, ekspektasi, atau expectation. Harapannya pasti yang bisa buat kalian bahagia, contohnya tetep mau romantis-romantisan, mau jalan-jalan, walau sebenernya lagi punya uang pas-pasan. Tapi kalian semua pasti pernah mengalami yang namanya harapan tidak sesuai dengan kenyataan, yang terjadi sesungguhnya adalah 'ngenes'. Rumusnya, Ngenes = Expectation > Reality.

Dan ini adalah beberapa ekspektasi dan realita yang pernah gue alamin, yang gue anggap tabu namun layak tuk diperbincangkan.

1. Ulang Tahun.
Saat itu pacar (sekarang udah jadi mantan gue) ulang tahun, pas gue ulang tahun dia kasih gue miniatur gitar yang buat gue seneng banget karena emang gue suka gitar.
Ekspektasi, dia kasih gue kado bagus kayak gitu, tentu saja dibenak gue kalo dia ulang tahun gue akan kasih hadiah yang lebih bagus dan bisa buat dia seneng lebih dari apa yang gue rasain. Mungkin semacem miniatur lumba-lumba, karena dia suka sekali sama lumba-lumba. dan tiba-tiba gue sadar, gue cuma anak sekolah yang cuma pegang duit ceban setiap harinya. Gue bingung karena emang gak pernah ada tabungan. Setelah mentok mikir keras karena emang bener-bener gak ada uang, yang terjadi sebenernya adalah...
Realita, gue pergi ke salah satu supermarket deket rumah, dengan modal 20 ribu saja, gue mau pilih boneka lumba-lumba kecil pas lihat price tag harganya 35 ribu, pandangan gue beralih ke boneka zebra kecil liat price tag 30 ribu. Ah gue mengurungkan niat untuk membeli boneka, gue keliling-keliling sampai capek, akhirnya padangan gue tertuju pada suatu kotak yang isinya cukup renyah, iya wafer tango.. Gue coba ambil wafer tango 2 kotak dengan 2 varian rasa, coklat dan stroberi.
kemudian gue bungkus pake kertas kado, setelah dibungkus mirip sekali dengan tempat sarung gajah duduk. Didalamnya gue tulis, "Maaf aku cuma bisa kasih ini, ini wafer tango, dengan dua varian rasa, rasa coklat itu melambangkan aku, rasa stroberi itu melambangkan kamu, dan setiap lapisannya yang manis itu melambangkan rasa cinta kita. Berapa lapis? Ratusan. Selamat Ulang tahun ya." Gue dateng dengan penuh rasa percaya diri, gue kasih kado gue ke dia, ringan.. sangat ringan. Gue duduk di rumahnya, lalu dia membawakan gue secangkir teh, dan.... wafer tangonya. Rasanya gue mau jadi lumba-lumba yang dia suka, setelah itu gue mau nyelam, dan gak mau nimbul-nimbul lagi.

2. Jenguk Sakit
Jengukin orang sakit itu pahalanya besar, gak bawa bingkisan aja udah dapet pahala, apalagi bawa bingkisan. Jadi ceritanya saat itu pacar (sekarang udah jadi mantan (lagi)) sedang sakit. Tentu saja siapapun ingin menjenguk seseorang dengan membawa bingkisan, dengan harapan agar yang dijenguk cepat sembuh dan kita bisa menghiburnya sejenak. Walaupun posisinya gue lagi cekcok berat sama dia saat itu, tapi bagaimanapun empati gue terlalu besar daripada ego gue, makanya niat baik itu harus tetap gue realisasikan.
Ekspektasi, gue mau jengukin dia bawain parcell buah-buahan, mungkin karena kebanyakan nonton ftv jadinya otak gue agak konslet sampe mikir kesitu. Padahal gue sadar di jaman sekolah dulu ngumpulin duit goceng aja harus rela kelaperan dan harus tahan godaan renyahnya bala-bala di jam istirahat. Dan kalian pasti nebak gue gak bisa bawain dia parcell kan? Hmm.. Tentu saja kalian benar. Dan yang terjadi sebenarnya...
Realita, gue nekat ke supermarket sampai dapet buah-buahan, gue tengok kanan kiri kira-kira buah apa yang pas untuk orang sakit, sampai mata gue terpaku pada sebuah pilihan, buah yang agak kekuningan itu biasa dipanggil buah pir. Ya gue putuskan untuk membelikannya buah pir. Gue mulai memilih dan memilah Pir tersebut, gue timang-timang, gue drible, gue jugling, sampai akhirnya dapet 10 buah. Dengan sangat percaya diri gue mulai menimbang buah tersebut agar gue tau berapa harganya. Mesin timbangan menunjukan angka Rp. 50.200, gue bengong beberapa menit.. mencoba meraba kantong yang diantaranya ada beberapa koinan. Akhirnya gue kurangi 2.. uang gue masih kurang.. Kurangi 2 lagi.. masih kurang.. Kurangi 2 lagi.. Akhirnya cukup. 4 Buah pir sudah ada ditangan gue dibungkus plastik bening yang membuat gue semakin nggak pede buat bawanya. Tapi gakpapa gue bergegas untuk segera ke rumah dia karena cuaca saat itu sudah agak mendung.
Sesampainya disana gue melihat sebuah motor terparkir dengan cantik dan menantang, entah motor siapa.. Gue ketuk pintunya, akhirya kakaknya keluar dan gue lihat dari luar sudah ada cowok yang lebih dulu menjenguknya dengan membawa buah-buahan lengkap nan istimewa, gue kasih 4 buah pir yang gue beli ke kakaknya, beserta barang-barang yang pernah dia kasih ke gue. Yang kebetulan gue udah siapin sehari sebelumnya. Gue cuma biang gini ke kakaknya, "kak, salam yaa.. Semoga cepet sembuh." Setelah itu gue pulang dan saat itu juga berakhirlah kisah gue sama dia, dan guue nggak pernah main-main lagi ke rumahnya sampai sekarang.

3. Liburan Bareng.
Liburaaaaaaaannnnnn.. setiap individu berharap menghabiskan liburan dengan melakukan hal yang menyenangkan. Salah satu temen gue ada yang mengadakan tour ke pantai bareng-bareng pake bis gitu. 2 bulan sebelum hari-H, gue putuskan untuk ikut karena hari-H pas banget gue libur panjang dan gak kemana-mana. Gue daftar 2 bangku sekaligus, satu bangku lagi untuk siapa? buat pacar (sekarang udah jadi mantan (lagi dan lagi)), gue gak pernah kasih tau kalo dia gue daftarin ikut, niatnya sih mau kasih semacem surprise. Gue mulai mencicil biaya pendaftarannya, gue sisihkan dari uang jajan gue selama 2 bulan, gue jadi jarang jajan, tapi gakpapa demi sebuah ekspektasi gue.
Ekspektasi, gue kasih dia kejutan buat gue ajak liburan ke pantai, gue yakin siapapun seneng diajak liburan ke pantai. Suap-suapan cemilan didalam bis saat perjalanan, ketiduran di bahu satu sama lain saat lelah di perjalanan, lari-larian di pinggir pantai, minum es kelapa satu berdua, berenang diiringi suara ombak sambil main air, sampai main kubur-kuburan di pasir hingga mata kelilipan dan akhirnya dimakamkan. Pokoknya harapan itu terus memotivasi gue untuk segera melunasi cicilan biaya pendaftarannya. Akhirnya lunas, dan yang terjadi sebenarnya adalah..
Realita, hari-H telah tiba!! belum pernah gue bangun tidur sesemangat saat itu. pagi-pagi sekitar jam 6 gue jemput dia di rumahnya dengan menunggangi kendaraan butut seadanya. Gue bilang ke dia kalo gue mau ajak dia ke pantai hari ini. Jujur gue menunggu wajah cerianya, tapi malah apa yang gue dapet dia malah menolak ajakan gue yang penuh tumpah darah itu. Gue mencoba membujuknya. Tapi jawabannya membuat gue berkata "Yah..." berulang-ulang kali. ternyata dia udah ada acara hari itu juga sama keluarganya. Yasudahlah gue pasrah. Memang sih keluarga lebih penting, tapi setidaknya gue cuma berharap dia bisa hargain sedikit usaha gue yang pengin buat dia seneng. Jujur gue sedih, gue pulang dari rumahnya dengan wajah sedih, supir-supir angkotpun seakan-akan ingin ngasih gue sehelai tisu. Tadinya mau seneng-seneng pas liburan malah jadi sedih. Gak sesuai apa yang gue harapkan. Diperjalanan gue duduk sendiri, bangku sebelah gue kosong, hati gue juga terasa kosong, bikin liburan gue makin gak asik. Yaudah sepanjang perjalanan gue tiduran di dua bangku yang gue sewa. Daripada mubazir.



Sebenernya masih banyak hal yang bisa gue share tentang ekspektasi dan realita ini, yang bisa buat gue belajar buat kebal sama hal-hal ngenes yang pernah gue alamin. Tapi jujur kalo hal itu gue gak alami, mungkin hidup gue terasa standart dan flat. Gue harus tetap bersyukur, begitu juga kalian yang sama ngenesnya. Karena dibalik ekspektasi yang indah, pasti ada realita yang lebih indah. Kalau masih tidak sesuai, ambil saja hikmahnya. Karena sesungguhnya bukan karena tidak bisa sesuai ekspektasi, tapi 'belum'. Bye.

Follow me @pixfow

Senin, 17 November 2014

Lo suka bete gak sih? Saat lo mulai ingin beraktivitas, udah mandi, udah rapi tapi kadang-kadang hujan tiba-tiba memupuskan semangat lo begitu aja. selain lo harus mikir gimana caranya harus tetep jalan tanpa kebasahan, ada juga hal-hal yang kadang bikin lo jadi menunda waktu berangkat lo kayak flashback, galau, inget mantan.. Halah! Pokoknya hal-hal yang tiba-tiba merusak mood lo. Memang sih kata orang hujan itu berkah tapi jujur ya buat orang yang kemana-mana naik motor kayak gue ya jadi penuh tantangan tersendiri. Gimana gak peuh tantangan, curhat sedikit tadi pagi gue jalan ke daerah tangerang menunggangi satu-satunya kendaraan ajaib gue, okelah badan udah dilindungin mantel, tapi gue gak punya helm yang ada kacanya, sehingga ketika sampai ditempat tujuan muka gue lebih mirip kebo jantan yang abis bajak sawah.
Berawal dari hujan hari ini, gue jadi kepikiran buat ngeblog hal apa aja yang biasa kita temuin saat hujan. Lesgoo..

1. Cewek Seksi Dadakan

Kenapa cewek seksi dadakan gue bahas di nomor 1, karena gue tidak mau dianggap sebagai pria yang tidak mesum. Lah. Haha.. Gak sih.. Biar lo pada betah aja baca blog ini.
Cewek Seksi Dadakan? Apaan sih tuh?
Jadi gini, saat hujan.. Dingin.. Lo pasti sering nemuin cewek yang lepek.. Rambutnya.. Bajunya.. Apalagi kalo dia cuma pake kaos/kemeja putih.. Dan lo akan liat pemandangan yang harusnya sudah masuk box office sejak lama. Pernahkah terbayang olehmu wahai pria berjuta imajinasi, kalo ada cewek lepek gitu minta dianterin pulang? Dan sebaiknya gue gak terusin pembahasan nomor satu ini, karena takutnya jadi di judge blog stesilan. Whehe...

2. Bolang

Bolang yang gue bahas disini bukan Si Bocah Petualang, tapi bolang disini adalah Bocah Bugil Belang-belang. Lo pasti sering nemuin ketika hujan, ada anak-anak kecil yang bugil-bugilan mandi hujan depan rumahnya. atau di becekan pinggir jalan. Kenapa gue sebut belang, karena gue banyak nemuuan anak kecil yang mandi hujan itu kulitnya memiliki gradasi warna hitam, coklat tua, coklat aja, dan hampir putih. Misalnya betisnya coklat banget, dengkulnya hitam, pahanya coklat aja, selangkangan hampir putih, pantatnya hitam. Entah kenapa bisa seperti itu, mungkin mamanya tidak mencuci kulit anak-anak tersebut dengan campuran rinso dan soda api.. :(

3. Cengcorang Naik Motor

Nggak....... Ini bukan mau bahas sirkus kok. Entah kenapa yang gue pikirin saat orang naik motor menghindari cipratan becekan itu kayak cengcorang ya, abis kakinya suka dinaikkin ke atas motornya dengan berbagai macam gaya dan variasi. Ada yang kakinya naik lurus kedepan, berasa naik waterboom (mungkin), ada yang dengkulnya ditekuk lebih mirip kayak anak emo galau yang senderan di tembok. Gue gak tau sih ini aneh atau nggak.. Tapi menurut gue gaya mereka naik motor lucu-lucu. :)))

4. Superman Salah Gaul

Mantel Hujan Masa Depan (Tenang.. Modelnya Masih Hidup)

Haha.. sebelum ngetik gue udah ketawa duluan.
Ini sebenernya sih masuknya hal aneh setelah hujan, tapi gue masukin kesini aja deh. Ini hal gue pernah ngalamin juga dan nyebelin banget. Jadi suatu hari gue berangkat saat hujan deres dan pake mantel hujan yang ponco. Awal berangkat sih asik-asik aja, tapi ketika di tengah perjalanan hujan pun berhenti dan tiba-tiba panas, mantel ponco lo jadi terbang-terbangan kayak jubah Superman abis nyemplung selokan, kemudian gue masuk gang kecil dimana gak ada satu orang pun yang tau kalo di daerah gue habis hujan deres, dan lama-lama gue aneh karena disitu gue adalah satu-satunya orang yang pake mantel hujan panas-panas (plus) kebasahan pula. Disitu gue gak bisa ngebedain itu gue, atau maling ayam yang ketangkep hansip, terus diguyur bensin sama warga.. Haha :)))

Segitu aja sih dari gue, sambil bengong-bengong di tempat kerjaan. Kalo ada yang mau nambahin boleh kok di kolom komen. Selamat membaca! :)



Dendi a.k.a @pixfow.

Jumat, 31 Oktober 2014

Hai.

Sapaku ke temanku. Kita baru saja bertemu setelah 2 hari terpisah. Terasa begitu sebentar. Temanku namanya Yezral. Dia suka makan serbet. Sambel Goreng Serbet pake ati ampela adalah andalannya. Lord.

Kali ini kami memutuskan untuk bertemu di salah satu restoran yang berlokasi di bibir jurang tebing curam, Islamabad. Seperti biasa, dia terlihat riang. Selalu tersenyum. Senyumnya lebar selebar Pasifik, seakan aku bisa tertelan olehnya. Selain hobi ngemil serbet, dia sangat suka karakter Inspektur Lestrade, pada Novel Sherlock Holmes.

Setelah saling berbalas senyum dan sapa, kami lekas duduk. Diam selama beberapa detik, sebelum dia mulai menceritakan pengalamnnya selama 2 hari terakhir. Dia bilang, di hari terakhir sebelum pertemuan ini, dia sudah tidak mengunyah serbet. Serbet kesayangannya yang berukuran 5,6 x 7,7 m2 sudah habis.  Dia bilang, dalam perjalanan ke restoran ini tadi, dia melihat toko serbet yang gokil.

Dia mengibaratkan Serbet Kecil seperti kue-kue lebaran. Kadang dia memakannya dengan parutan keju dan susu blender. Dia ingin mampir ke toko tersebut, namun apa daya sudah tutup. Menurut catatan di pintunya, pemilik mau keluar negeri untuk waktu yang lama.

Jadi temanku memutuskan untuk terus saja berjalan ke Restoran ini. Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki pelayan Restoran. Semerbak harum bau udang rebon dan ebi mulai menggoda lubang hidungku. Aku alergi udang, tapi tidak jika sudah memakannya. Aku hanya alergi jika tidak memakan udang yang sudah dimasak dan disajikan setengah matang dengan saus mayones bertabur lada hitam dan kuah kari. Aku tidak sabar untuk menikmatinya. Senyum kemenangan seakan dapat buntut dan tiga angka yang menyeringai dari wajah temanku pun tak tertahankan. Hidangan diletakkan di meja.

Perasaan ini seperti akan membuka cadar mempelai wanita untuk kukecup keningnya. Tanpa sadar, tanganku yang berkulit sawo matang ini pun merayap ke penutup hidangan yang sudah tersaji anggun di meja. Perlahan kubuka makananku. Begitupun temanku. Dan......

Betapa terkejutnya. Ketika aku mendapati hidanganku berupa Oseng-oseng serbet dengan taburan ebi diatasnya.  Satu hidangan lainnya adalah Serbet Balado Lada Hitam dengan sedikit saus tiram. Aku terduduk. Lesu. Lapar. Dengan malasnya kutengok pelayan tadi. Kulitnya, wajahnya, matanya, mulutnya, payudaranya, bahkan perutnya terbuat dari Serbet.

Tamat. :(

Powered by: @sedangkan


Sabtu, 26 April 2014

Satu lagi masuk ke bilik antrian. Seorang Olahragawan. Namanya Lano.Dengan kontur muka yang tirus. Seakan bola mata yang ingin loncat keluar.

"Kamu. Iya kamu. Kenapa bisa sampai ke bilik antrian ini..!?" Kelakar Munkar.

"Aku terkena sebuah penyakit. Yang tidak begitu jarang, tapi juga tidak sering menyerang kaumku." Sergah Lano.

"Jangan bilang kamu terserang jurus Mokuton!" Kata Munkar.

"Tidak. Itu hanya semacam hemoglobin namun berwarna putih. Namun dalam jumlah besar." aku Lano.

"Baik. Silahkan ambil tiketmu. Matamu sepertinya memar. Beristirahatlah. Pesanlah segelas Hezelnut panas." Perintah Munkar.

Kemudian, Lano bergabung ke altar. Bersama yang lain. Beristirahat. Menatap nanar ke layar lebar. Ke Negeri Catalan.

#RIPTitoVilanova

Powered by: @sedangkan

Sabtu, 19 April 2014

“….Pak, Bu, saya berangkat dulu ya, do’ain biar saya sukses, bisa beli mobil kayak orang gedongan.” Kata Nasar sambil memeluk bapak ibunya dengan airmata bercampur ingus yang membuat tetangganya menguyah Antimo.

Nasar pergi menaiki angkot dari kampungnya, niatnya ingin kerja di Jakarta, mau jadi pengusaha biar bisa membiayai hidup bapak, ibu dan adiknya yang baru lulus SMP.

Sesampainya di Jakarta, Nasar, menyeka keringatnya,
 “Panas banget.. Aku mau cari kosan tapi dimana ini ya, ketutup gedung semua gimana nyarinya. Piye iki..” keluh Nasar sambil mengecek isi tasnya, Nasar takut tiba-tiba nanti dicopet kayak di FTV yang biasa dia tonton.

 Ketika melihat dompetnya dia tepaku pada suatu gambar yang sering menemaninya kala di kampung. Ya, dia Musdalifah pacarnya Nasar. Nasar mulai teringat suka duka bersama Musdalifah, mulai dari colek-colekan idung pas ditaman, sampe pelukan yang diakhiri teriakan tukang bakso malang yang minta dibayar dagangannya. Nasar tau dia bakal kangen banget sama Musdalifah, ya tapi gimana dia ke Jakarta juga buat Musdalifah, biar punya banyak uang dan kemudian melamarnya. Tekad Nasar memang sudah bulat akan keputusan ini, tapi ada yang sedikit dia sesalkan, dia sampai gak berpamitan sama Musdalifah karena saat itu dia lagi sedikit berantem sama Musdalifah hanya karena Musdalifah mergokin Nasar mengendus-endus keteknya bapaknya. Tapi untungnya dia sudah titip pesan sama Ibunya..
…..
“Mas, mas.. MAS!! Hell to the O Hellloooo!” Nasar terbangun dari lamunan ketika mendengar ada suara yang seakan memanggilnya. 
“Mas, jangan duduk disini mas, ini gerobak tape saya. Kalo beli mah gakpapa deh, lah ini bengong. Cape dorongnya tau!” Kesal tukang tape singkong.

 “Wuaduhhh! Iyo iyo iyo mas maap maap, aku kok ora sadar e. Ah piye aku ini..” Sesal Nasar. 
Nasar mulai mencari kosan, yang di Jakarta itu salah satu hal yang langka. Langkahnya terhenti pada penjual minuman, dia membeli sebotol air mineral. Air segar tersebut mengalir indah di padang pasir yang bernama tenggorokan. Tak sampai 10 menit beristirahat Nasar melanjutkan perjalananya mencari kosan sambil menendang-nendang botol air mineral yang habis diminumnya tadi. Nasar memang suka bermain bola, walau badannya agak sedikit gempal namun dia cukup berguna di lapangan untuk menggendong temannya yang habis mencetak gol. ‘What ever you say, I can’t play well but I still celebrate’ adalah moto permainannya.

Sudah berkeliling, ditemani panas dan debu, tapi masih belum ketemu, Nasar frustasi dia menendang botolnya dengan keras, 

“Prak!!!” 

“Aduh!!! Siapa yang nendang nih kampret!” Ternyata botolnya kena cewek – namanya Tasya –  yang baru keluar dari mobil. 

“Oalahhh apes kali aku ini, abis deh kena semprot si mbaknya.” Nasar segera menghampirinya sambil menundukkan kepala seraya minta maaf. 

“Maaf mbak maaf, aku gak sengaja.” 

“Lain kali hati-hati dong mas! Untung Cuma botol plastik, coba kalo tabung gas? Bisa ke rumah sakit..” Jawab Tasya, yang membuat Nasar sedikit tersenyum. 

“Ah mbaknya bisa aja, sekali lagi maaf yoo mbak.” Nasar mulai berani memandangnya.. Nasar bengong dengan mulut yang menganga cukup lebar, tiba-tiba tukang kaset dvd gerobakan memainkan lagu Glenn Fredly, ‘Terpesona ku pada pandangan pertamaaa..’  Sayup-sayup terdengar, mengiringi rambut indah Tasya yang seakan tertiup angin.

(satu jam kemudian)

“Mas.. mas.. ilernya elap mas. Lama banget bengongnya.”

Ketika Nasar ingin melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba tuh cewek manggil. “Mas mas, minta tolong dong, mobil saya mati bisa tolong cekin gak?”

 Dengan segala ilmu sotoy Nasar pun sok otak atik tuh Mobil. “Mbak, mobilnya jarang di servis ya?”

“Kok tau??”

“Soalnya Mbak pasti sibuk di kahyangan. Mbak Bidadari kan?”

“Aihhh serius, gombal deh. Hehe, by the way, Tasya.” Tasya sambil menjulurkan tangannya sambil tersenyum.

Diajak berkenalan cewek cantik, Nasar tersenyum bagai tukang cilok yang laris di SD-SD..
“Saya Nasar mbak, gara-gara dinamain Nasar saya jadi Nyasar nih mbak disini.” Curhat Nasar panjang lebar sambil mendorong mobilnya ke bengkel yang akhirnya gak sanggup Nasar benerin.

“….Oh jadi kamu merantau, butuh kosan sama kerjaan? Ngekos deket rumah aku aja, nanti kamu kerjanya di Showroom mobil papa aku. Emang sih gajinya gak besar, tapi bonusnya lumayan. Gimana?”

“MAU MBAK!!!” Nasar reflek nyiumin tangan Tasya sambil bingung Tasya sebenernya anggota MLM level diamond atau malaikat. Tasya mengelap tangannya karena jika kelamaan ingus Nasar bisa berkerak dan melubangi tangannya.

Akhirnya Nasar dapat kosan dan kerjaan yang nyaman. Beruntung sekali dia..

…..

(2 Tahun kemudian)

Nasar mulai dipercaya Papa Tasya karena kinerjanya yang bagus. Rejeki Nasar ngalir terus, mengirimi orang tuanya setiap bulan, membiayai adiknya sekolah, tapi dia inget Musdalifah, gimana kabar Musdalifah, apakah dia sudah dilamar orang lain?? Nasar mulai cemas, sedangkan disini dia semakin dekat dengan Tasya. Papanya Tasya juga udah dianggap Papanya sendiri, tak jarang Nasar minta digendong dan disuapi bubur sun.

Tapi masalahnya Nasar masih menyimpan rasa pada Musdalifah, dan tak ada rasa cinta pada Tasya yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.
Nasar bingung bagaimana mengungkapkannya pada Tasya. Nasar duduk di tempat tidur sambil memandangi HP china miliknya..

Rasa kangennya pada Musdalifah tak terbendung lagi, Nasar akhirnya minta izin buat pulang sebentar ke kampung. Dia ingin menjenguk keluarganya. Nasar pulang dengan pakaian lebih rapi dari dia pergi, kemeja, dasi, dengan PD Nasar menyapa tetangganya ramah, tapi siapa yang menyangka resleting Nasar terbuka lebar, membuat tetangga di kampungnya kembali mengunyah Antimo.

“Assalamu’alaikum, pak, bu.” Sambil mengetuk pintu dengan cat rumah yang tampak masih sedikit basah. Sepertinya bapak dan ibu Nasar abis renovasi.

“Oalah! Anakku sudah jadi orang kantoran yo? Gimana enak di Kota?” Setelah basa-basi dan cerita tentang perjalanannya selama ini di Jakarta tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah Nasar.

“Assalamu’alaikum..”

“Wa’alaikum salam” Nasar dengan cepat membuka pintunya.

“Musdalifah..”

“Mas Nasar.. Kamu lama sekali mas. Aku nunggu kamu disini. 5 lamaran aku tolak, bapakku sampai kesal.” Curhat Masdalifah sepenuh hati.

“Maafkan aku Musdalifah, aku pergi tanpa pesan, pulang tanpa kepastian. Tapi mendengar ceritamu sungguh aku ingin cepat-cepat melamarmu. Aku tak mau ada pria lain yang mencoba menggodamu lagi.” Ungkap Nasar persis seperti di film India.

Akhirnya Nasar dan kedua orang tuanya pergi melamar, lamaran berjalan dengan baik, bulan depan mereka akan menikah.. Nasar cukup bahagia sebelum ingat betapa tidak enaknya Nasar pada keluarga Tasya di Jakarta.
Tapi apapun itu, Nasar haruslah jadi gentleman, Nasar harus berani jujur. Tiba di Jakarta Nasar menceritakan semua tentang pertunangannya di depan keluarga Tasya dan mengundang mereka ke acara pernikahannya bulan depan.

Nasar pasrah dan menutup mata, seakan bersiap merasakan sebuah tamparan di pipinya. Tapi ternyata…. Ketika Nasar membuka matanya, Bapak, Ibu, dan Tasya tersenyum manis, saat itu nasar melihat ke bawah dan mendapati tiga buah garpu makan telah menancap di perutnya..

“DASAR GAK TAU MALU! PERGI KAMU DARI RUMAH SAYA!” Kata Papanya Tasya.
“AKU KECEWA SAMA KAMU, KAMU JAHAT!” Kata Tasya.

Nasar pulang digotong petugas ambulan..
Berifikir ini semua salahnya yang gak pernah jujur sama perasaannya, jadi ada orang yang merasa di-PHP-in, Di-kode-in, padahal diluar dari itu semua Nasar hanya mencoba setia pada Musdalifah, karena dia ada disini juga karena Musdalifah. Nasar mencoba move on, dia gak punya kerjaan lagi. Dengan perut penuh perban, Nasar pulang ke kampungnya dengan lega bercampur sedih, dan kadang menarik nafas panjang memberikan sedikit celah di hati yang sesak.
Tiba di kampung, dia cerita semuanya ke Musdalifah, khawatir Musdalifah akan kecewa dan membatalkannya karena Nasar sudah tak punya apa-apa lagi, 

Nasar pasrah..

Musdalifah tersenyum.

“Aku bangga sama kamu, mas. Kamu rela kehilangan segalanya buat aku. Mulai sekarang kita buat usaha kecil-kecilan aja disini, hidup sederhana asal bahagia.”

Nasar sadar dia gak salah pilih pasangan. Orang yang selama ini dia cinta ternyata memang selalu ada dalam keadaan apapun.

Akhirnya Nasar jualan Mie Ayam dengan modal yang tersisa ditabungannya, tentunya dengan segala ilmu marketing yang dia dapat selama bekerja di Jakarta. Tahun demi tahun, Mie Ayamnya cukup sukses, sampai memiliki cabang dan pegawai dimana-mana, hingga bisa mensejahterakan keluarga kecilnya. Nasar tersenyum lebar, kemudian mengecup kening istrinya, Musdalifah, yang sedang mengandung anaknya yang kedua.
Tak lupa dia selalu bersyukur dan berdoa untuk Tasya dan keluarganya yang telah banyak membantu dalam hidupnya.
-TAMAT-

follow @pixfow